Sebagian
Orang tua meyakini telah mencintai anak mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan
menunjukan apa yang telah dilakukan untuk buah hati kesayangan. Seperti
memberikan mainan mewah, memfasilitasi semua keinginaan, menyekolahkan di
pendidikan terbaik, memberikan gadget terbaru dan tercanggih, membelikan
makanan yang enak hingga mengajak berjalan-jalan keluar negri. Semua ini mereka
lakuakn sebagai wujud perasan cinta untuk anak. Namun pertanyaan ialah,
Benarkah hal demikian wujud rasa cinta Orang tua kepada anak?
Benar, hal
tersebut merupakan contoh perasaan cinta orang tua kepada anak, dari sudut Pandang
Orang Tua. Namun satu hal yang kerap dilupakan atau sengaja dilupakan untuk
mempertanyakan hal ini kepada sang Anak. benarkah mereka telah merasa
dicintai?
Persepsi mencinta dan dicintai antara
sesorang dengan orang lain tentu tidak selalu sama, apalagi antara anak
dan orang tua yang memiliki pemikiran, usia dan pengalaman yang jauh berbeda.
Antara anak yang satu dengan yang lain juga berbeda. Garry chapman membantu
kita dalam menemukan bagiamana anak merasa dicintai. Menurutnya ada lima bahasa
cinta seorang anak yang dapat kita gunakan sebagi jalan memenuhi tangki cinta
anak.
Berikan
untuk Mereka Waktu yang Berkualitas
Cara pertama
adalah memenuhi waktu yang berkualitas. waktu yang berkualitas akan tercipta
tentu dengan adanya waktu yang berkuantitas. Bagaimana mungkin waktu yang hanya
sebentar, sejam atau dua jam bersama dengan anak, kita mengatakan sebagai waktu
yang berkualitas. Hal yang perlu kita cermati adalah waktu yang berkualitas
harus disertai dengan kuantintas yang diikuti dengan kedekatan emosi antara
anak dan orang tua, karena memberikan waktu yang banyak pun tanpa memberikan
kedekatan secara emosi bukan merupakan waktu yang berkualitas untuk anak.
Penelitian
yang dilakukan oleh tantio dan syorga tahun 2015 di wilayah dengan pengaruh
budaya melayu Indonesia pada anak usia Remaja dengan pengalaman masa lalu
anak-anak mereka, menggungkapkan bahwa kedekatan akan terbentuk melalui jalinan
emosinal anak dan orang tua melalui keterbukaan, afeksi positif dan perasaan
dimengerti. Hal ini akan membuat anak meras sangat dekat hingga amat sangat
dekat dengan orang tuanya khususnnya bagi ibu, kemudian di ikuti dengan ayah
melalui peran dan figurnya. Mereka mengungkapkan bahwa kedekatan yang berbalut
emosinal antara anak dengan orangtua akan menciptakan rasa hormat atau respek
anak kepada orang tua hingga pada tahap yang lebih tinggi anak akan merasakan makna keberartian
orang tua bagi kehidupan mereka.
Beri Pujian,
Dukungan dan Kata-kata yang Positif
Cara kedua
adalah dengan kata-kata positif atau pujian dan dukungan. Prasangka yang kerap
timbul dari orang tua ialah anak jangan dipuji nanti akan besar kepala, hal ini
tentu tidak tepat. Hal sederhana akan kita rasa kan dari kita, bagaimana
perasaan kita jika dipuji dengan dukungan dan ketulusan terhadap apa yang telah
kita lakukan. Ya, sebagian akan merasa senang atau bahkan bahagia. Begitupun
dengan anak. Mereka suka di puji di dukung dengan tulus melalui kata-kata yang
positif.
Sanjung anak
dengan tulus melalui kata yang positif dan spesifik. Bukan hanya sekedar kamu
baik, kamu bagus atau pintar saja, sanjung terhadap hal-hal baik yang ia
lakukan atau akan ia lakukan. Karena anak akan cenderung mengulangi hal yang ia
dipuji karena suatu hal tertentu. Hal ini tentu akan membantu memenuhi tangki
emosinya.
Pelukan dan Sentuhan
yang Tulus Menenangkan Mereka
Cara ketiga
adalah dengan sentuhan fisik. Bukan hanya Anak kita juga sebenarnya sangat
membutuhkan sentuhan fisik baik dari anak maupun pasangan. Terkadang dengan
kemajuan tekhnologi kita merasa cukup dengan berkomunikasi dengan telefon atau
video call dari jarak jauh. Perlu kitz pahami bahwa gadget dan tekhnologi
sekali pun tidak akan mampu menggantikan pelukan hangat dari keluarga.
Virginia satir terapis psikologis keluarga menuturkan bahwa setiap hari kita
memperlukan 4 pelukan dari orang yang kita sangai atau cinai, delapan untuk
hidup sehat dan dua belas untuk untuk bertumbuh, awet muda dan bahagia.
Pelayanan yang
Tepat Menciptakan Hubungan yang Dekat
Cara ke
empat adalah dengan pelayanan. Perlukah kita melayani anak?
Ya Perlu,
dan hal yang juga harus di Ingat adalah melayani bukan berarti anda menjandi
pembantu anak.
Pelayanan
yang dimaksud seperti sebuah lirik lagu diwaktu kita kecil “Hanya memberi tak
harap kembali, bagi sang surya menyinai dunia”. Pelayanan memiliki makna
kita membantu anak dengan tulus penuh perasaan melalui hal-hal yang sederhana
sekali pun. Misalnya membuatkan minum, membantu menyiapkan buku pelajaran
membantu mengerjakan tugas, menyiapkan pakaian untuk sekolah. Ingat membantu
bukan Anda yang melakukan sepenuhnya dan dalam batas yang wajar. Dari hal ini
anak akan merasa bahwa ia diperhatikan dan menimbulkan rasa dicintai.
Siapkan Hadiah Spesial untuk Mereka
Cara kelima
adalah dengan memberika hadiah. Memberikan hadiah kepada anak tidak perlu mahal
atau mewah. Berikan hadiah yang sederhana seperti memberikan oleh-oleh ketika
anda pulang dari luar kota atau cemilan ketika Anda baru dari pulang kerja. Mungkin
hal ini terasa sepele, namun didunia anak ini merupakan bentuk dari eksistens-
kehadiranya di dalam keluarga sangat dihargai.
Lima bahasa
cinta ini dengan mudah Anda gunakan untuk mengekspresikan rasa cinta ke Anak.
Hal yang paing sederhana untuk mengetahui bahasa cinta anak adalah dengan
melihat bagaimana cara ia menujukan perasaan cinta mereka pada orang yang
mereka Cintai. Semakin penuh tangki cinta anak maka akan membantu proses
bertumbuh yang optimal pada anak.
Sumber:
Gunawan, Adi W. 2010.
Hypnoterapy for Childern: Cara Mudah dan Efektif Menerapi Anak. Jakarta;
Gramedia Pustaka Utama
Fernando, Tantio. 2015. Kedekatan Remaja pada Ibu: Pendekatan
Indigenous Psychology. Pekanbaru: Universitas Islam Negri Sultan Syarif
Kasim Riau
Islami, Syorga. 2015. Kedekatan Remaja pada Ayah : Pendekatan
Indigenous Psychology. Pekanbaru: Universitas Islam Negri Sultan Syarif
Kasim Riau
0 Response to "Anak Anda Merasa Tidak Dicintai. SUDAH TAU BAHASA CINTA ANAK?"
Posting Komentar